Kamis, 11 Desember 2014

gedung kembar purwakarta jaman dahulu

Gedong Kembar Purwakarta
DUA bangunan berar-sitektur gaya Eropa tempq dulu, satu sama lain memiliki bentuk serupa, berdiri berdampingan dengan megah di Jalan Kolonel Kornel (KK) Singawinata Purwakarta, tepatnya di Kampung Ceplak, Kelurahan, Nagri Kidul, Kec. Purwakarta. Karena kedua bangunan tersebut mirip, masyarakat Purwakarta menyebutnya sebagai Gedong Kembar.
Kekhasan bangunan yang diperkirakan didirikan pada paruh kedua abad ke-19 Masehi ini jelas terlihat, apalagi jika dibandingkan dengan bentuk dan gaya arsitektur bangunan masa kini. Tampilan Gedong Kembar dalam satu tahun terakhir ini semakin mencolok dan mudah dikenali, hasil rehabilitasi Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Tampilannya yang cantik, membuat siapa saja yang melintas jalan itu menyempatkan diri menengok atau menatapnya sejenak.
Dinding Gedong Kembar berwarna putih dengan kusen dan jendela berwarna cokelat dan atap berwarna hitam. Letaknya yang berhadapan dengan Stasiun Kereta Api Purwakarta, membuat lokasi ini cocok sebagai tempat istirahat sejenak warga kota, Pemkab lantas membuat taman di lingkungan gedung untuk dijadikan tempat rekreasi bagi warga kota. Gedong Kembar yang sebelumnya terkesan kumuh, sekarang menjadi asri dan sedap dipandang mata.
Salah seorang tokoh masyarakat Purwakarta, R.H. Garsubagja B., menuturkan, Gedong Kembar dibangun oleh dua pedagang asal Cina yang memiliki hak guna usaha (HGU). Oleh pemiliknya, bangunan tersebut dijadikan toko karena lokasi itu dulunya merupakan pusat keramaian dan pusat perdagangan yang ditandai adanya pasar dan terminal serta stasiun kereta api.
Konon, kata Garsubagja,asalnya nama Kampung Ceplak tempat Gedong Kembar berada, diambil dari suara-suara warga yang makan di warung-warung sekitar pasar. "Mungkin karena banyak orang yang tengah makan mengeluarkan suara saat mengunyah makanan, orang Sunda menye-. butnya ceplak," katanya.
Salah satu bangunan yang berada di sebelah selatan jalan menuju stasiun, sekarang dijadikan perpustakaan, awalnya merupakan toko kamera dan studio  foto. Bangunan yang satu lagi berada di sebelah utara jalan masuk menuju stasiun yang dikenal dengan sebutan Toko Janam. Namun, toko tersebut menjual sepatu . Kedua bangunan itu selama bertahun-tahun sempat kosong karena ditinggalkan kedua pemiliknya ketika Jepang masuk dan menjajah bangsa Indonesia. Kedua pemilik tidak pernah kembali, sempat didiami sejumlah warga dan dijadikan rumah tinggal. Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa Gedong Kembar pada masa revolusi kemerdekaan pernah digunakan sebagai markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR). Tahun 2010, Pemkab Purwakarta mengambil alih kembali Gedong Kembar untuk direhab dan dilestarikan sesuai bentuk aslinya. Tujuannya untuk melestarikan bangunan tua peninggalan sejarah. Renovasi terhadap bangunan ini juga erat kaitannya dengan upaya Pemkab Purwakarta .
R.H. Garsoebagdja Bratadidjaja , (78TH) menjelaskan bahwa pada awalnya Gedung Kembar ini dibuat oleh orang keturunan cina yang kemudian dijadikan bangunan Toko , dibangun sekitar tahun 1902, bersamaan dengan dibuatnya jalan Rel Kereta Api dari Batavia menuju Bandung .
                Dikarenakan pembangunan gedung kembar ini tidak menggunakan kerangka besi , dan hanya menggunakan material batu bata , maka pembangunan gedung ini hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun. Setelah selesai dibangun , gedung ini kemudian digunakan olej orang dari keturunan Cina untuk Toko Sepatu yang diberi nama Toko JANAM , yang merupakan took sepatu terbesar yang ada di purwakarta . selain itu gedung yang sebelahnya digunakan sebagai took kamera dan studio foto yang diberi nama Toko Potret LOO , oleh pembuatnya.
                Setelah bangunan tersebut ditinggal oleh penghuninya selanjutnya dikarenakan tidak ada yang menempatinya , maka masyarakat pribumi purwakarta menempatinya sebagai tempat tinggal . gedung ini dahulu tidak ada peranan apapun , dikarenakan gedung ini buka merupakan tempat pelatihan militer atau pun markas militer .
                Gedung ini berdiri diatas lahan seluas 300M yang kemudian mengalami proses renovasi , tapi renovasi yang dilakukan oleh PemKab Purwakarta tidak mengubah arsitektur asli dari gedung ini ysng merupakan gedung bergaya arsitektur ARTDECO, yang condong menyerupai bangunan eropa bergaya klasik.
                Seiring dengan adanya kemajuan jaman dan waktu yang terus bergulir , gedung yang dulu berubah menjadi gedung sekarang yang sangat istimewa bagi masyarakat Purwakarta , bukan hanya dari keunikan gedung yang sama persis antara gedung yang kanan dan gedung yang kiri , tapi juga ada beberapa masyarakat yang menilai bahwa gedung kembar menjadi istimewa karena bentuknya yang klasik dan menjulang kokoh , meskipun tanpa rangka besi yang kuat .
                Bangunan gedung yang berdiri disamping jalan yang dahulu merupakan JL. Sastra Diningrat dan yang sekarang merupakan JL. Kolonel Kornel Singawinata . tujuan utama PemKab Purwakarta merenovasi gedung ini adalah agar gedung ini bias dijadikan sebagai Wisata Pendidikan di kota Purwakarta , apalagi gedung yang sekarang ini merupakan tempat tugas dan kerja Bupati Purwakarta , dan bangunan gedung yang satu lagi merupakan tempat perpustakaan daerah , yang mempunyai koleksi buku yang lumayan lengkap .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar