Gedong Kembar Purwakarta
DUA bangunan berar-sitektur gaya Eropa tempq dulu, satu sama
lain memiliki bentuk serupa, berdiri berdampingan dengan megah di Jalan Kolonel
Kornel (KK) Singawinata Purwakarta, tepatnya di Kampung Ceplak, Kelurahan,
Nagri Kidul, Kec. Purwakarta. Karena kedua bangunan tersebut mirip, masyarakat
Purwakarta menyebutnya sebagai Gedong Kembar.
Kekhasan bangunan yang diperkirakan didirikan pada paruh
kedua abad ke-19 Masehi ini jelas terlihat, apalagi jika dibandingkan dengan
bentuk dan gaya arsitektur bangunan masa kini. Tampilan Gedong Kembar dalam
satu tahun terakhir ini semakin mencolok dan mudah dikenali, hasil rehabilitasi
Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Tampilannya yang cantik, membuat siapa saja
yang melintas jalan itu menyempatkan diri menengok atau menatapnya sejenak.
Dinding Gedong Kembar berwarna putih dengan kusen dan
jendela berwarna cokelat dan atap berwarna hitam. Letaknya yang berhadapan
dengan Stasiun Kereta Api Purwakarta, membuat lokasi ini cocok sebagai tempat
istirahat sejenak warga kota, Pemkab lantas membuat taman di lingkungan gedung
untuk dijadikan tempat rekreasi bagi warga kota. Gedong Kembar yang sebelumnya
terkesan kumuh, sekarang menjadi asri dan sedap dipandang mata.
Salah seorang tokoh masyarakat Purwakarta, R.H. Garsubagja
B., menuturkan, Gedong Kembar dibangun oleh dua pedagang asal Cina yang
memiliki hak guna usaha (HGU). Oleh pemiliknya, bangunan tersebut dijadikan
toko karena lokasi itu dulunya merupakan pusat keramaian dan pusat perdagangan
yang ditandai adanya pasar dan terminal serta stasiun kereta api.
Konon, kata Garsubagja,asalnya nama Kampung Ceplak tempat
Gedong Kembar berada, diambil dari suara-suara warga yang makan di
warung-warung sekitar pasar. "Mungkin karena banyak orang yang tengah
makan mengeluarkan suara saat mengunyah makanan, orang Sunda menye-. butnya
ceplak," katanya.
Salah satu bangunan yang berada di sebelah selatan jalan
menuju stasiun, sekarang dijadikan perpustakaan, awalnya merupakan toko kamera
dan studio foto. Bangunan yang satu lagi
berada di sebelah utara jalan masuk menuju stasiun yang dikenal dengan sebutan
Toko Janam. Namun, toko tersebut menjual sepatu . Kedua bangunan itu selama
bertahun-tahun sempat kosong karena ditinggalkan kedua pemiliknya ketika Jepang
masuk dan menjajah bangsa Indonesia. Kedua pemilik tidak pernah kembali, sempat
didiami sejumlah warga dan dijadikan rumah tinggal. Ada juga sumber yang
menyebutkan bahwa Gedong Kembar pada masa revolusi kemerdekaan pernah digunakan
sebagai markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR). Tahun 2010, Pemkab Purwakarta
mengambil alih kembali Gedong Kembar untuk direhab dan dilestarikan sesuai
bentuk aslinya. Tujuannya untuk melestarikan bangunan tua peninggalan sejarah.
Renovasi terhadap bangunan ini juga erat kaitannya dengan upaya Pemkab
Purwakarta .
R.H. Garsoebagdja Bratadidjaja ,
(78TH) menjelaskan bahwa pada awalnya Gedung Kembar ini dibuat oleh orang
keturunan cina yang kemudian dijadikan bangunan Toko , dibangun sekitar tahun
1902, bersamaan dengan dibuatnya jalan Rel Kereta Api dari Batavia menuju
Bandung .
Dikarenakan
pembangunan gedung kembar ini tidak menggunakan kerangka besi , dan hanya
menggunakan material batu bata , maka pembangunan gedung ini hanya membutuhkan
waktu sekitar 1,5 tahun. Setelah selesai dibangun , gedung ini kemudian
digunakan olej orang dari keturunan Cina untuk Toko Sepatu yang diberi nama
Toko JANAM , yang merupakan took sepatu terbesar yang ada di purwakarta .
selain itu gedung yang sebelahnya digunakan sebagai took kamera dan studio foto
yang diberi nama Toko Potret LOO , oleh pembuatnya.
Setelah
bangunan tersebut ditinggal oleh penghuninya selanjutnya dikarenakan tidak ada
yang menempatinya , maka masyarakat pribumi purwakarta menempatinya sebagai
tempat tinggal . gedung ini dahulu tidak ada peranan apapun , dikarenakan
gedung ini buka merupakan tempat pelatihan militer atau pun markas militer .
Gedung
ini berdiri diatas lahan seluas 300M yang kemudian mengalami proses renovasi ,
tapi renovasi yang dilakukan oleh PemKab Purwakarta tidak mengubah arsitektur
asli dari gedung ini ysng merupakan gedung bergaya arsitektur ARTDECO, yang
condong menyerupai bangunan eropa bergaya klasik.
Seiring
dengan adanya kemajuan jaman dan waktu yang terus bergulir , gedung yang dulu
berubah menjadi gedung sekarang yang sangat istimewa bagi masyarakat Purwakarta
, bukan hanya dari keunikan gedung yang sama persis antara gedung yang kanan
dan gedung yang kiri , tapi juga ada beberapa masyarakat yang menilai bahwa
gedung kembar menjadi istimewa karena bentuknya yang klasik dan menjulang kokoh
, meskipun tanpa rangka besi yang kuat .
Bangunan
gedung yang berdiri disamping jalan yang dahulu merupakan JL. Sastra Diningrat
dan yang sekarang merupakan JL. Kolonel Kornel Singawinata . tujuan utama
PemKab Purwakarta merenovasi gedung ini adalah agar gedung ini bias dijadikan
sebagai Wisata Pendidikan di kota Purwakarta , apalagi gedung yang sekarang ini
merupakan tempat tugas dan kerja Bupati Purwakarta , dan bangunan gedung yang
satu lagi merupakan tempat perpustakaan daerah , yang mempunyai koleksi buku
yang lumayan lengkap .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar