Akar (Radix)
Sebagai
tanaman jenis palma, kelapa sawit tidak memiliki akar tunggang dan akar cabang.
Akar yang keluar dari pangkal batang sangat besar jumlahnya dan terus bertambah
banyak dengan bertambahnya umur tanaman. Sistem perkaran kelapa sawit dapat
diuraikan sebagai berikut.
1) Akar
primer, yaitu akar yang keluar dari bagian bawah batang (bulb), tumbuh secara
vertikal (radicle) atau mendatar (adventitious roots), dan berdiameter 5 — 10
mm.
2) Akar
sekunder, yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, yang arah tumbuhnya mendatar
ataupun ke bawah, dan berdiameter 1 — 4 mm.
3) Akar
tertier, yaitu akar yang tumbuh dari akar sekunder, yang arah tumbuhnya
mendatar, panjangnya mencapai 15 cm, dan berdiameter 0,5 — 1,5 mm.
4) Akar
kuarter, yaitu akar-akar cabang dari akar tertier yang berdiameter 0,2 — 0,5 mm
dan panjangnya rata-rata 3 cm.
Akar tertier
dan kuarter inilah yang paling aktif mengambil hara dan air dari dalam tanah.
Pada tanaman yang tumbuh di lapangan akar-akar tersebut terutama berada 2,0 — 2,5
m dari pokok dan terbanyak dijumpai pada kedalaman 0 — 20 cm dari permukaan
tanah serta dapat tumbuh memanjang ke samping hingga mencapai 6 m dengan pola
penyebaran yang berbeda-beda.
Zone
perakaran kebanyakan terletak pada kedalaman 1,5 m dengan jumlah perakaran
terbesar berada pada kedalaman antara 15 — 30 cm. Pada zone yang lebih dalam,
perkembangan akar pada umurnnya sangat sedikit. Walaupun demikian, karena
sistem perakarannya sangat rapat (lebat), maka pohon kelapa sawit dapat berdiri
dengan kokoh dan kuat, sehingga jarang sekali ditemukan pohon kelapa sawit yang
tumbang, kecuali bila solute tanah sangat dangkal seperti pada lahan gambut.
B. Batang (Caulis)
Batang
kelapa sawit tumbuh tegak lurus ke atas. Batang berbentuk silindris dan
berdiameter 40 — 60 cm, tetapi pada pangkalnya membesar. Pada ujung batang
terdapat titik turn- buh yang membentuk daun-daun dan memanjangkan batang.
Selama empat tahun pertama, titik tumbuh membentuk daun- daun yang pelepahnya
membungkus batang sehingga batang tidak terlihat. Pangkal batang umumnya
membesar memben- tuk bonggol batang (bowl). Kecepatan tumbuh meninggi tanaman
kelapa sawit berbeda-beda tergantung pada tipe atau varitasnya, tetapi secara
umum kecepatan pertumbuhan (per- tambahan tinggi) sekitar 25 — 40 cm per tahun.
Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan batang kelapa sawit adalah kon-disi
di sekitar tanaman seperti keadaan iklim, pemeliharaan (terutama pemupukan),
kerapatan tanaman, umur, dan sebagainya.
Batang
kelapa sawit untuk beberapa tahun pada umumnya masih terbungkus oleh pelepah
daun, sehingga lingkar batang menjadi lebih besar. Apabila pelepah (frond)
dipangkas secara teratur, bekas kaki-kaki (pangkal pelepah) daun tampak pada
batang yang letaknya teratur seperti spiral. Pada umumnya, setiap tanaman
mempunyai 8 spiral yang letaknya agak tegak dan mengarah ke kanan atau ke kiri.
Sifat ini merupakan sifat genetis. Pangkal pelepah daun biasanya mulai lepas
(jatuh) setelah tanaman berumur 10 tahun atau lebih. Pangkal pelepah yang jatuh
dapat mulai dari mana saja, tetapi lebih sering dari pertengahan tinggi batang.
Secara
alamiah (pertumbuhan liar di hutan), tinggi batang dapat mencapai 30 m. tetapi
secara komersial (dalam budi daya perkebunan) jarang sekali tinggi tanaman
kelapa sawit melebihi ketinggian 15 — 18 m. Hal ini berhubungan dengan
kemudahan pelaksanaan panenan buah dan pemeliharaan lainnya, misalnya
pemangkasan daun.
C. Daun (Folium)
Daun pertama
yang keluar pada stadium bibit berbentuk lance-late, kemudian muncul bifurcate
dan akhirnya pinnate. Pangkal pelepah daun atau petiole adalah bagian daun yang
mendukung atau tempat duduknya helaian daun dan terdiri atas rachis (basis
tangkai daun (petiolus), duri-duri (spine), helai anak daun (lamina), ujung
daun (apex folii), lidi (nervatio), tepi daun (margo folii), dan daging daun
(intervenium).
Daun kelapa
sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun terdapat
duri-duri atau bulu-bulu halus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat
mencapai 9 m, tergantung pada umur tanaman. Helai anak daun yang terletak di
tengah pelepah daun adalah yang terpanjang dan panjangnya dapat mencapai 1,20
m. Jumlah anal; daun dalam satu pelepah berkisar antara 120 — 160 pasang.
Daun kelapa
sawit memiliki rumus daun 1/8.
Duduk
pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang metingkari batang di
many daun ke-1, ke-9, ke-17, dan seterusnya membentuk garis spiral. Pada
tanaman yang tumbuh normal, 2 set spiral dapat dilihat selang 8 daun berputar
ke kanan atau ke kiri, tetapi kebanyakan berputar ke kanan. Jumlah pelepah daun
yang terbentuk selama saw tahun dapat mencapat 20 — 30 helai, tetapi kemudian
berkurang sesuai dengan bertambahnya umur tanaman samapai menjadi 18 — 25 helai
atau kurang.
Pohon kelapa
sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada satu batang terdapat 40 — 50
pelepah daun. Apabila tidal dilakukan pemangkasan sewaktu panen, maka jumlah
pelepah dam dapat melebihi 60 batang. Pada tanaman kelapa sawit dapat ditemukan
daun “songgo dua”, yaitu dua daun yang tumbuh secara bertumpuk. Setelah tanaman
mulai berbunga, pada ketiak pelepah daun akan keluar bunga betina (tandan buah)
atau bunga jantan.
D. Buah
Buah terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
Buah terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
- Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
- Mesoskarp, terdiri dari serabut dan
daging buah. Serabut terdiri dari tenunan–tenunan serat yang keras
dan sels-selnya terdapat tenunan sel yang lunak dan buah yang
serabut buah. - Endoskarp, cangkang pelindung inti.
Bagian-bagian dari pohon kelapa sawit
Inti sawit
(kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan
kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit meliputi akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium).
Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit meliputi akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar